Pada akhirnya, aku sudah lega banget.. aku bisa ngomong tentang perasaanku ini ke kamu dan yang pasti sudah maju buat sharing proposal untuk yang pertama kali di kelas. Sejauh ini dosen setuju. Dua hal tu yang bikin beban beberapa hari ini dipikiranku. Alhamdulillah Allah masih ngasih aku kesempatan untuk menyelesaikan semuanya.
Mungkin
juga kamu nggak akan pernah baca postinganku tentang ini. Aku masih
kepikiran dengan jawabanmu yang serba nggantung kemarin. Menurutku sih, tapi
mungkin juga kamu sudah menganggapnya benar- benar selesai. Aku hargai
pilihanmu, prinsipmu dan semuanya. Tapi apa kamu juga bisa hargai aku barang
itu cuma sedikit aja? Aku nggak tau, yang jelas semuanya serba kabur menurutku.
Kamu terlihat tidak jujur dengan apa yang sebenarnya ada di hati kecil kamu.
Aku tahu kamu punya mimpi yang begitu besar, sehingga kamu benar- benar ingin
sekali mendekati mimpimu serta meraihnya tapi apakah kamu nggak mau sekedar
kasih kesempatan aku untuk berbagi mimpiku juga. Mungkin ada banyak hal yang
belum kamu tahu tapi aku yakin suatu saat kamu akan ngerti apa yang aku maksud.
Hey, aku
juga punya mimpi.. tapi yang pasti aku nggak akan egois untuk meraihnya sendiri
lagipula banyak yang aku butuhkan untuk mewujudkan mimpi- mimpiku termasuk
motivasi dari orang tua, sahabat serta orang yang paling spesial buatku dan
mungkin juga bila tanpa itu semua, aku belum tentu bisa.
Apa kamu
senang dengan keadaanmu sekarang? Mengungkung perasaan kamu sendiri hanya demi
keegoisan ambisimu mengejar mimpi. Aku nggak bilang itu salah, aku hargai semua
prinsipmu, dan aku tahu itu baik. Tapi yang jadi salah ketika kamu nggak mau
jujur sama perasaan kamu sendiri, itu yang SALAH.
Mungkin ada baiknya jika aku
yang harus mundur pelan- pelan, melepaskan semua perasaan itu dan pada akhirnya
aku benar- benar bisa move on dari keadaan ini. Tanpa bantuanmu pula.
Semenjak
ini, aku pun akan berusaha untuk mengembalikan mood ku lagi seperti awal
sebelum aku bertemu kamu dan bergulit dengan masalah ini. Agaknya mungkin
susah, tapi aku benar- benar mau mencobanya sedikit demi sedikit. Jadi Pipin
yang akan selalu ceria dan bisa membuat orang- orang yang sayang padaku setiap
hari bisa tertawa. Itu saja sudah cukup mungkin, melihat mereka tersenyum saja
aku sudah senang sekali. Tapi melihatmu tersenyum untukku sepertinya itu adalah
hal yang paling sulit untuk aku harapkan.
Sebelum aku
jujur sama kamu tentang perasaanku, ada sedikit keraguan, ketakutan akan ini. Tentunya
saat aku ngomong tentang ini, hubungan kita pasti lambat laut akan renggang
mengingat juga kita tidak dalam satu lingkup yang sama dan pasti intensitas
untuk bicara, tatap muka pun hampir tidak pernah.
Aku sudah menimbang semuanya
dari awal, plus minus yang aku terima ketika pada akhirnya aku harus menyatakan
secara gamblang tentang perasaan ku ini ke kamu. Semuanya tidak tanpa resiko,
aku pun sadar aku hanya perempuan biasa. Aku nggak bisa menahan semuanya
sendirian, untuk itu lebih baik aku jujur dengan apa yang aku rasakan entah
jika pada akhirnya akan membuat muara seperti apa, aku pun tidak tahu.
Mungkin
beberapa hari kedepan tentunya akan menjadi hari- hari yang berat buatku tapi
aku akan berusaha untuk menjalaninya dengan hati ringan serta mengikhlaskan
semuanya, sekalipun rasanya berat. Aku tahu, Allah tdak tidur.. Dia siap
merangkulku ketika aku diselimuti kesedihan dan kepedihan. Aku percaya ini
adalah jalan terbaik dari- Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar