Rabu, 25 Januari 2012

Surat untuk Dewi 'Dee' Lestari

Untuk Blog Contest Mizan.com

Haloo mbak Dee.. Kamu selalu menginspirasi segala hal yang ingin atau yang sedang akan kulakukan, membuatku setiap harinya belajar, belajar dan terus belajar utuk menjadi lebih baik. Mungkin sepucuk surat ini belum bisa menumpahkan segala rasa kagumku sama sosok Dewi Lestari. Tapi besar harapanku kalau surat ini nantinya dapat dibaca langsung sama mbak Dee sendiri. Well, suatu saat nanti aku juga ingin jadi penulis yang punya karakter sendiri seperti mbak Dee, gaya bahasa yang digunakan dalam tiap novel dan cerpen cerpennya benar- benar menceminkan karakter seorang Dewi Lestari. Saat ini aku sedang menjalani kuliah di sebuah universitas di Surabaya. Aku kuliah di jurusan Sosiologi FISIP. Dari sinilah, kebiasaan tulis menulis itu mulai bangkit lagi karena dulu sejak SMP aku juga suka menulis tapi sayang kebiasaan tersebut lama- kelamaan hilang. Kebetulan sekali untuk pertama kalinya aku mengenal karya Dewi Lestari seperti “Perahu Kertas” sebuah novel yang menurutku memiliki pesan moral yang lekat dengan kehidupan remaja yang rentan dengan masalah pencarian jati diri. Selain itu beragam kisah cinta yang unik dan spontan antara Kugy dan Keenan membuat alur cerita novel ini seperti perjalanan dua perahu kertas yang nantinya dipertemukan oleh neptunus. Dari Kugy dan Keenan, aku belajar banyak hal, “berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi” kutipan itulah yang selama ini menguatkanku dengan kondisiku yang ada saat ini. Aku juga sangat menyukai gambar dan design dan pernah waktu lulus SMA nanti aku berkeinginan untuk masuk pada jurusan design tetapi ketika kesempatan itu datang padaku untuk melanjutkan kuliah di luar kota, orang tuaku tidak menyetujuinya. Sedangkan di Surabaya sendiri, aku tidak lolos tes untuk jurusan yang aku pilih. Namun tidak berarti aku benci dengan kuliahku sekarang, di Sosiologipun aku juga belajar banyak hal. Banyak belajar tentang interaksi orang per orang dan dari sini aku juga terlatih untuk belajar menulis. Aku yakin suatu saat kecintaanku terhadap gambar dan design tidak akan luntur, aku akan tetap berkreasi dengan sepenuh hati. Dari novel ini pun aku juga belajar bahwa ketika cinta sejati belum dapat diraih, yang tinggal disana adalah kelapangan sebuah rasa untuk menerima. Cinta sejati itu tidak harus memiliki, namun cinta sejati itu bisa hidup di hati manusia selamanya membiarkan rasa itu bahagia demi kebahagiaan orang yang dicintainya tanpa harus merenggut kebahagian orang lain. Cinta sejati tidak boleh egois, mementingkan perasaan diri sendiri dan membuat orang lain terluka. Itulah rasa yang disampaikan Kugy dan Keenan, jika pada akhirnya mereka harus menerima keadaan hati yang belum bisa dipersatukan namun suatu ketika takdir perahu kertas mempertemukan mereka kembali dalam satu muara indah.

Dari : Pipin Lestari

Untuk : Mizan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar