Aku dan Sotoji

Waktu sepulang dari kuliah, nggak tau kenapa badanku rasanya meriang banget dan buat aku jadi nggak nafsu alias malas makan. Padahal kalau bandel nggak mau makan gini kadang bisa sakit perut juga sih. Tapi sebenarnya laper banget, berhubung orang- orang di rumah juga nggak ada termasuk juru masak tercinta yaitu ibuku. Biasanya Ibu yang selalu masak dirumah, kadang- kadang kalau lagi nggak sibuk juga, aku ikut bantuin. Jadi pengen makanan yang hangat- hangat tapi apa ya, malah bingung sendiri akhirnya. Hehehe.. Kebetulan waktu mondar- mandir di dapur, eeeeh mataku langsung tertuju sama bungkusan SOTOJI yang ditata sama Ibu di lemari kitchen set dapur, aku juga lupa kalau ada SOTOJI yang udah di kirim dua hari yang lalu. Wah, kebetulan banget nih! Masak mie SOTOJI aja deh! Sebelum aku masak, liat instruksinya dulu yang ada di balik kemasannya. 

ooooo.. ternyata gitu buatnya, oke aku siap! Bongkar- bongkar isi kulkas ternyata cuma ada tahu kuning sama telur rebusan, yaudah aku pakai itu aja buat pelengkap garnisnya. Jadi ya maklum aja, waktu itu kondisi badan juga agak nggak enak, ngegarnisnya juga jadi seadanya aja, yang penting kan rasanya. 15 menit berkutat di dapur, akhirnya SOTOJI ku udah matang dan siap buat disantap! Hmm..

Ini pertama kalinya nyoba SOTOJI yang memakai mie bihun sebagai ciri khas pertama dari produknya. Dan yang kedua, ada jamur goreng yang bikin lidah di goyang. Hahaha.. Aku paling suka sama jamur gorengnya nih. Mie bihunnya juga lembut dan enak banget waktu masuk di tenggorokan, rasanya hangat, nggak bikin serik di tenggorokan. Jadi buat yang lagi meriang badannya seperti aku. Makanan hangat seperti SOTOJI ini recomended banget lho. Cuma ada sedikit saran juga nih buat SOTOJI yang pertama soal bumbunya ya, mungkin rasa sotonya bisa di khas-in sedikit biar kesannya SOTOJI punya rasa khas bumbu soto untuk mie bihun yang nggak sama dengan produk mie instan lainnya yang sudah banyak beredar di pasaran. Kemudian yang kedua, soal warna kemasan produk. Jujur sebenarnya aku nggak terlalu pintar juga dengan ilmu design produk, tapi paling nggak aku hanya ingin sekedar memberi saran aja, supaya warna produknya diberi warna- warna pemancing yang mudah dihafal oleh kalangan masyarakat. Mungkin seperti warna merah, biru, kuning. Kalau terkesan hijau semua, warna produk jadi monoton. Selain itu, ada warna- warna di kemasan produk yang harusnya dibuat menonjol agar SOTOJI punya ciri khas produk yang dapat diingat cepat oleh masyarakat. Untuk takaran saji, semuanya sudah pas menurutku. Soalnya setelah makan SOTOJI ini langsung kenyang dan menurutku porsi yang disajikan oleh SOTOJI ini memang benar- benar ‘niat’, niat dalam artian tidak hanya untuk mengenyangkan perut sesaat seperti mie instan kebanyakan tetapi juga dapat menjadi makanan pengganti untuk sajian- sajian utama seperti makanan- makanan berat layaknya nasi dan lauk- pauk. Rasanya itu saja saran dan komentarku soal SOTOJI ya.

Aku berharap tidak hanya memberikan produk mie instan yang enak di rasanya saja, tapi juga sehat dan bergizi untuk semua kalangan masyarakat. Kalau soal harga, menurutku harga ataupun kuantitas suatu produk juga menentukan kualitasnya. Entah mahal atau murah kalaupun mie-nya enak dan sehat pasti masyarakat akan memilih produk tersebut. Buat SOTOJI, semoga produknya mendapat tempat di hati masyarakat dan jangan takut untuk berinovasi dengan rasa pada bumbunya atau kalau boleh nantinya SOTOJI dapat mengeluarkan produknya dalam berbagai varian rasa yang tentunya juga tidak kalah dengan produk- produk sebelumnya. Oke, semangat ya SOTOJI dan terima kasih untuk 3 bungkus SOTOJI yang secara cuma- cuma alias ‘gratis’ dibagi buat para blogger :D