Senin, 20 Februari 2012

Sosiologi Belajar Apa Sih?!

“Sosiologi itu ntar mau jadi apa emang?”, “Gak salah masuk sosiologi?”, “Jurusan Sosiologi itu belajar apa sih?”, “Sosiologi itu nggak seberapa terkenal ya diantara jurusan lain?”, “Sosiologi – FISIP pasti suka demo ya?” , “Anak- anak FISIP banyak yang nakal, suka berontak pakek demo- demo lagi”. Pertanyaan- pertanyaan itu selalu aja datang dari suara sumbang beberapa dari mereka yang selalu ngejudge FISIP dengan orang- orang kedua, orang- orang yang suka berontak dan nakal. Padahal juga nggak semua anak- anak FISIP seperti itu, yang aku tahu emang ada juga sih beberapa anak yang mungkin “nakal” dan “suka berontak” tapi ya jangan menilai semua dan menyamaratakan seperti itu. Emang sih, kebiasaan ini udah umum banget di masyarakat kita, cara pandang dan penilaian mereka terhadap sesuatu berdasarkan dengan kuantitas tapi tidak melihat kualitasnya juga. Kuantitas menurutku penting tapi kualitas juga penting. Dua- duanya penting. Kalo bisa sih harus seimbang ya meskipun agak susah. Karena kuantitas tanpa kualitas menurutku sama aja dengan bohong. Dari sosiologi aku belajar banyak tentang segala hal termasuk proses. Proses disini adalah suatu perjalanan dimana kita ingin mencapai sesuatu tidak dengan cara yang instan. Semua perlu pengorbanan, usaha, upaya, daya, tenaga dan jangan lupa doa untuk meraihnya. Daaannn yang paling penting apa yang melatar belakangi atau motif apa yang mendasari kamu untuk melakukan pencapaian itu, tujuannya dan manfaat pencapaianmu buat orang lain dan diri kamu sendiri. Berbagai macam karakter orang aku temui di jurusanku ini, mengenal mereka dan berinteraksi dengan mereka setiap hari. Menurutku tiap anak- anak di sosiologi punya keunikan sendiri- sendiri. Mereka punya passion yang menjadi idntitas orang per orang di setiap kelompok- kelompok. Selama ini, aku ngerasa fun dengan materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen- dosen disana. Apalagi banyak kegiatan kuliah lapangan yang banyak banget kasih pengalaman. Jadi lebih bisa mengenal karakter teman kita juga, soalnya saat PKL, aku dan anak- anak sosilogi dibagi menjad tiap- tiap kelompok biasanya diterjunkan ke desa- desa untuk wawancara. Daaann ini menurutku bukan sembarang wawancara, ternyata dari hasil wawancara yang aku dan teman- teman lakukan pada masyarakat desa banyak banget kasih aku pelajaran. Jadi di sosiologi itu aku belajar dari orang lain bukan belajar tentang orang lain. “Learn from the people not learn about the people”. Itu quote sosiologi yang sampai sekarang aku pegang. Kadang suka bete juga sih kalo ada orang yang ngejudge aku karena anak sosiologi. ”Emang anak sosiologi bisa apa sih?” Banyak kok sebenarnya yang bisa dilakuin anak sosiologi dalam hal yang positif terutama bukan negatif. Aku cuma kecewa aja sama sikap dan cara pandang orang lain yang hanya didasarkan pada tempat mereka atau bidang dan jurusan yang di pelajari di bangku kuliah. Padahal nih ya, belum tentu juga orang yang selalu meremehkan seperti itu punya cara pandang dan bersikap memperlakukan orang lain dengan baik. Hmmm.. ya okelah. Namanya juga manusia, semua orang dilahirkan punya rasa, ide, cara pandang yang berbeda- beda. Dalam hal ini, aku bukan berarti mencari pembenaran diri tentang anak sosiologi ya, tapi jujur selama ini yang aku rasakan banyak dari semangat mereka yang menginspirasiku untuk melakukan perbaikan- perbaikan kualitas diri, toh baik buruknya perbuatan teman- temanku disana terhadapku dan disadari atau tidak, hal itu sangat berpengaruh sama kehidupanku sekarang. Tolong ya, jangan pernah kamu menilai orang secara kuantitas berdasarkan dia belajar “di” tapi juga kualitas diri sendiri dalam menyikapi sebuah permasalahan. Aku sendiri juga belajar berproses ke arah itu, arah yang lebih baik. Disini kita semuanya sama, sama- sama untuk belajar. Semuanya kembali pada cara pandang individu masing- masing, semua ilmu menurutku sama. Ilmu akan berdampak positif bagi orang yang mengamalkannnya ddengan benar dan sebaliknya jika orang tersebut memanfaatkan ilmu tersebut untuk kepentingan- kepentingan yang sifatnya hanya menguntungkan dirinya sendiri maka akan berdampak negatif pula dan merugikan dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar