Rabu, 11 April 2012

untitled



Pada akhirnya, aku sudah lega banget.. aku bisa ngomong tentang perasaanku ini ke kamu dan yang pasti sudah maju buat sharing proposal untuk yang pertama kali di kelas. Sejauh ini dosen setuju. Dua hal tu yang bikin beban beberapa hari ini dipikiranku. Alhamdulillah Allah masih ngasih aku kesempatan untuk menyelesaikan semuanya. 

Mungkin juga kamu nggak akan pernah baca postinganku tentang ini. Aku masih kepikiran dengan jawabanmu yang serba nggantung kemarin. Menurutku sih, tapi mungkin juga kamu sudah menganggapnya benar- benar selesai. Aku hargai pilihanmu, prinsipmu dan semuanya. Tapi apa kamu juga bisa hargai aku barang itu cuma sedikit aja? Aku nggak tau, yang jelas semuanya serba kabur menurutku. 

Kamu terlihat tidak jujur dengan apa yang sebenarnya ada di hati kecil kamu. Aku tahu kamu punya mimpi yang begitu besar, sehingga kamu benar- benar ingin sekali mendekati mimpimu serta meraihnya tapi apakah kamu nggak mau sekedar kasih kesempatan aku untuk berbagi mimpiku juga. Mungkin ada banyak hal yang belum kamu tahu tapi aku yakin suatu saat kamu akan ngerti apa yang aku maksud. 

Hey, aku juga punya mimpi.. tapi yang pasti aku nggak akan egois untuk meraihnya sendiri lagipula banyak yang aku butuhkan untuk mewujudkan mimpi- mimpiku termasuk motivasi dari orang tua, sahabat serta orang yang paling spesial buatku dan mungkin juga bila tanpa itu semua, aku belum tentu bisa.

Apa kamu senang dengan keadaanmu sekarang? Mengungkung perasaan kamu sendiri hanya demi keegoisan ambisimu mengejar mimpi. Aku nggak bilang itu salah, aku hargai semua prinsipmu, dan aku tahu itu baik. Tapi yang jadi salah ketika kamu nggak mau jujur sama perasaan kamu sendiri, itu yang SALAH. 
 Mungkin ada baiknya jika aku yang harus mundur pelan- pelan, melepaskan semua perasaan itu dan pada akhirnya aku benar- benar bisa move on dari keadaan ini. Tanpa bantuanmu pula. 

Semenjak ini, aku pun akan berusaha untuk mengembalikan mood ku lagi seperti awal sebelum aku bertemu kamu dan bergulit dengan masalah ini. Agaknya mungkin susah, tapi aku benar- benar mau mencobanya sedikit demi sedikit. Jadi Pipin yang akan selalu ceria dan bisa membuat orang- orang yang sayang padaku setiap hari bisa tertawa. Itu saja sudah cukup mungkin, melihat mereka tersenyum saja aku sudah senang sekali. Tapi melihatmu tersenyum untukku sepertinya itu adalah hal yang paling sulit untuk aku harapkan.

Sebelum aku jujur sama kamu tentang perasaanku, ada sedikit keraguan, ketakutan akan ini. Tentunya saat aku ngomong tentang ini, hubungan kita pasti lambat laut akan renggang mengingat juga kita tidak dalam satu lingkup yang sama dan pasti intensitas untuk bicara, tatap muka pun hampir tidak pernah. 

Aku sudah menimbang semuanya dari awal, plus minus yang aku terima ketika pada akhirnya aku harus menyatakan secara gamblang tentang perasaan ku ini ke kamu. Semuanya tidak tanpa resiko, aku pun sadar aku hanya perempuan biasa. Aku nggak bisa menahan semuanya sendirian, untuk itu lebih baik aku jujur dengan apa yang aku rasakan entah jika pada akhirnya akan membuat muara seperti apa, aku pun tidak tahu.  

Mungkin beberapa hari kedepan tentunya akan menjadi hari- hari yang berat buatku tapi aku akan berusaha untuk menjalaninya dengan hati ringan serta mengikhlaskan semuanya, sekalipun rasanya berat. Aku tahu, Allah tdak tidur.. Dia siap merangkulku ketika aku diselimuti kesedihan dan kepedihan. Aku percaya ini adalah jalan terbaik dari- Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar